Surat untuk Stiletto Book



Kepada,
Stiletto Book yang manis,
di Beranda cokelat

Dengan hati yang berdegup kencang,
            Hai, apa kabar beranda cokelatmu? Apa kamu menghabiskan hari-harimu dengan baik? Mungkin ini pertanyaan yang klise. Jujur saja, aku tidak terbiasa menulis surat apalagi untuk sesuatu yang belum aku kenal dekat sehingga kuharap kau memaklumi kecanggungan ini. Aku sudah cukup lama melihatmu, hanya sepintas dan sekilas. Aku belum sempat mencurahkan waktuku untuk mengetahuimu lebih jauh karena hanya dalam sepersekian detik aku menyapukan pandang pada rupamu yang terpajang hening di beranda cokelat. Kau memancarkan aura yang siap menawan hati namun ternyata kau juga menyimpan sejuta pilu, air mata, dan cerita di dalam ‘pakaian’ transparan serta luaran yang penuh corak tetesan tinta sang penggambar. Hal ini juga tak pernah kusadari dan aku cukup kecewa karena aku tak mengenalmu sejak dahulu, menelaah tiap baitmu yang bermakna, mengambil sepucuk inspirasi, maupun berbagi senja yang hikmat bersamamu.
            Hari ini, takdir yang membawaku pada pertemuan ajaib ini. Aku tersesat di lorong dunia maya. Papan jalan yang terpampang berisikan deretan huruf;  www.StilettoBook.com . Aku mengenal rupamu yang elok terpajang melalui foto-foto di sana. Kau tetap berbalutkan label dan kode-kode pengenal dirimu. Kita memang tak saling mengenal, namun kau bukanlah sosok yang mudah untuk dilupakan. Banyak yang mengisi kesan-kesan tentang dirimu dan memberikanku sedikit gambaran tentang dirimu –secara mendalam dan lebih dari sekedar luaran cantik dari tetesan tinta khasmu-. Tanda tanya membumbung tinggi dan sinaps-sinaps sarafku mengejar lebih giat dari biasanya, bahkan dopamin juga turut beradu dalam lintasan hormonal yang mengaliri seluruh tubhku. Degup jantungku menjadi lebih keras, siapa gerangan dirimu yang kerap berada di beranda cokelat itu? Mengapa banyak orang yang membicarakan sosokmu sedangkan aku di sini hanya bisa mengamati dalam bisu? Aku terus bertanya dan bertanya. Kau terus disentuh banyak tangan dan tetap membisu. Tanda tanya menjamuri pikiranku tanpa pernah dibasmi oleh jawaban karena hingga kini kita belumlah pernah bertukar kata apalagi berbagi cerita.
Di etalase kaca itu kau duduk manis seperti biasa, menyapa tiap mata yang melewati jalan-jalan kecil di took buku. Kau hanya bersandar di beranda cokelat, di barisan rak-rak sempit. Di televisi pun menayangkanmu yang berbagi pahit manis kehidupan melalui dirimu yang bernama Hitam Putih Dunia Angel. Aku terhenyak, cerita yang kau bagi tampaknya begitu kental makna seperti secangkir vanilla latte yang biasa kuhirup. Hangat, menentramkan, walau kadang juga menyisakan pahit di lidah. Ya, seperti itulah dirimu digambarkan. Membuatku tersadar bahwa hidup ini memang manis, namun terkadang juga menyisakan pahit yang berlarut dan tak mudah hilang.

            Di lain waktu, aku melihat sisi keibuanmu melalui buku petunjuk Anakku Sehat Tanpa Dokter. Kau mengajari banyak orang bagaimana merawat si kecil dengan baik dan bagai pahlawan yang membuka mata khalayak ramai tentang kesehatan bagi buah. Ah, makin elegan saja dirimu, Nona. Kutemukan jua keping perjalananmu yang lain, kau sisipi dalam diari bernama Au Pair. Kau ingin membawa orang-orang dalam bait-bait yang siap membakar semangat dan penuh tantangan di negara orang. Aku ingin mencicipi adrenalin itu melalui untaian kata yang sambung begitu nyata agar imajinasiku bisa merantau jauh melebihi batas kemampuanku.


            Kini, semuanya telah berubah. Kucurahkan menit dan jamku untuk mengetahui tentang dirimu. Aku bahkan telah mengetahui namamu, Stiletto. Nama yang unik dan seperti rupamu yang terbungkus cover indah, mudah memenjarakan hati siapapun yang mengenalmu agar bisa berlama-lama bersama. Tak heran banyak orang yang menyentuhmu, membuka tiap bagian dirimu untuk mendapatkan untaian hangat kata-kata dan diajak mengarungi lautan imajinasi. Mereka menyentuhmu dan kau menyentuh jiwa mereka. Baiklah, cukup sudah deretan kalimat ini, aku tak ingin lebih lama lagi berbasa-basi. Maukah kau berbagi cerita itu bersamaku? Berbagi senja di beranda cokelat perpustakaanku, Stiletto?


Dari,
Penggemar rahasia yang ingin tersentuh olehmu

Nama: Gea melinda
Alamat E-mail: ayamgorenglezat@gmail.com

Komentar

  1. Selamat ya,,, puitis banget suratnya,,, suratku belum beruntung :"(

    BalasHapus
    Balasan
    1. Terima kasih Aida :D Alhamdulillah banget nih, hehehe. Nggak nyangka juga :) Tetap semangat ya! :D

      Hapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

LPDP & Diploma Fresh Graduate [LPDP Part 1]

15 Hari Perayaan Imlek di Pontianak: Tradisi Saling Kunjung hingga Berburu Kumis Naga

Light-up aka Luminarie 「神戸ルミナリエ」